Asuransi jiwa (Life Insurance) adalah suatu kontrak perjanjian antara Anda sebagai pemegang polis atau tertanggung dengan perusahaan asuransi sebagai penanggung yang mana perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah nominal uang jika terjadi risiko kematian terhadap pihak pemegang polis asuransi. Asuransi jiwa adalah fondasi keuangan keluarga yang sehat. Menurut data Biro Pusat Statistik, 9 dari 10 wanita menggantungkan hidup dari pasangannya. Survei BPS menemukan 60% istri yang suaminya meninggal dunia harus menurunkan standard gaya hidup. Asuransi jiwa juga merupakan program perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko finansial atas meninggal atau hidupnya seseorang yang ditertanggungkan. Di Indonesia sendiri, wadah dan penampungan serta penyalur aspirasi Perusahaan Asuransi Jiwa dan Reasuransi adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Industri asuransi jiwa terus meningkatkan jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa yang berlisensi di Indonesia.
Beberapa Fakta Kenapa Penting Asuransi Jiwa
- Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke. Kementerian Kesehatan Indonesia, 2011.
- Kematian akibat penyakit tidak menular meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007.-Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, 2011.
- Berdasarkan survei World Health Organization (WHO) 2002, 10 penyebab kematian di Indonesia adalah jantung koroner, tuberkolosis, kelainan pembuluh darah, penyakit pernafasan, penyakit bayi baru lahir, penyakit paru-paru, kecelakaan lalu lintas, diabetes mellitus, darah tinggi, dan diare.
- Tower Watson 2011 Global Medial Trends menyebutkan biaya pengobatan kesehatan di Indonesia meninggkat 10 hingga 14% dalam tiga tahun terakhir.
Oleh Karena itu, ketika memutuskan untuk membeli asuransi jiwa tidak terjadi suatu kesalahan sehingga akibatnya malah merugikan anda sendiri. Berikut adalah Tips Tepat membeli asuransi jiwa:
1. ORANG TANPA TANGGUNGAN DAN KEWAJIBAN
Orang yang hidup tanpa tanggungan dan kewajiban tidak perlu untuk membeli produk asuransi jiwa. Adapun alasannya adalah orang tanpa tanggungan tidak memerlukan perlindungan asuransi jiwa karena tidak mempengaruhi pendapatan orang lain.
2. ORANG BERUMUR YANG SEMUA ANAKNYA MANDIRI
Orang berumur dengan semua anaknya yang mandiri tidak lagi memiliki kewajiban kepada pihak lain. Jika orang tua tersebut meninggal, anak-anaknya tidak dirugikan secara financial. Yang dibutuhkan orang tua di usia lanjut bukanlah asuransi jiwa, melainkan dana cair dalam jumlah besar. Orang tua di usia lanjut lebih membutuhkan anuitas yang berfungsi untuk memberikan perlindungan jika tertanggung meninggal terlalu cepat. Anuitas juga akan memberikan perlindungan jika tertanggung hidup terlalu lama.
3. KELUARGA DENGAN ANAK
Keluarga yang mempunyai anak sangat penting memerlukan polis asuransi jiwa. Semakin kecil usia anak dalam sebuah keluarga, maka semakin lama pula dukungan untuk asuransi berupa beasiswa hingga mencapai perguruan tinggi. Bisa jadi sebagian besar orang berpikir bahwa tabungan yang mereka simpan untuk keperluan pendidikan telah mencukupi, tetapi tabungan tentu akan terhenti ketika pendapatan keluarga yang menopang pembentukan dana tabungan tersebut terhenti.
4. KELUARGA YANG SUDAH PENSIUN
Agen-agen asuransi biasanya menyarankan agar mereka yang sudah memasuki masa pensiun membeli polis asuransi jiwa, sehingga apabila salah seorang dari istri atau suami meninggal masih bisa memperoleh dukungan dari dana asuransi. Namun, ada pendapat berbeda, bahwa tindakan-tindakan dari agen asuransi tersebut kurang benar.
Ketika salah seorang anggota pensiun dan tidak memiliki pendapatan dari pekerjaannya maka membutuhkan utama adalah adanya dana yang memadai untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, jika keluarga pensiun sudah menguangkan nilai tunai dari polis asuransi hari tuanya, dana tersebut hendaknya diinvestasikan ke dalam jenis investasi yang aman seperti deposito.
5. LAJANG
Bagi seorang lajang yang merupakan pendukung utama terhadap keuangan keluarga, maka keluarganya akan sangat terpukul apabila ia meninggal. Seorang lajang disini akan sangat memerlukan polis asuransi jiwa untuk menopang hidup keluarganya. Namun, apabila lajang tersebut tidak mempunyai tanggungan terhadap keuangan keluarga, pendapatan bisa digunakan untuk menyejahterakan hidupnya atau menginvestasikannya untuk kehidupan di masa mendatang.
Membeli polis asuransi ketika masih muda harganya memang murah. Namun, sekali lagi hal tersebut harus diperhitungkan dengan kebutuhan mendatang bila dibandingkan dengan jumlah dana yang ditabungkan. Jika dana tabungan sudah mencukupi, maka membeli polis hanya pemborosan pengeluaraan semata.
6. KELUARGA TANPA ANAK
Keluarga tanpa anak bisa jadi memerlukan polis asuransi jiwa, namun bisa juga tidak. Guna mengetes kebutuhan tersebut maka perlu ditanyakan kepada pasangan yang ditinggalkan apakah mempunyai kesulitan keuangan jika seandainya sumber keuangan utama meninggal. Jika anggota keluarga yang ditinggalkan mempunyai pendapatan cukup maka polis asuransi jiwa tidak diperlukan.
Jika anggota keluarga sangat bergantung dengan pendapatan orang yang meninggal, maka polis asuransi jiwa sangat diperlukan. Demikian juga ketika ternyata keluarga tanpa anak masih hidup panjang dan ternyata setelah pensiun mereka masih memerlukan tambahan penghasilan maka pembelian polis asuransi jiwa juga harus dipertimbangkan oleh anggota keluarga tersebut.
7. ANAK-ANAK
Anak-anak biasanya dijadikan target empuk bagi para perusahaan asuransi dalam menjual polis asuransi jiwanya. Pembelian polis asuransi jiwa untuk anak biasanya tidak besar bila dibandingkan dengan jumlah uang pertanggungan bagi orang dewasa. Namun, apabila seseorang bermaksud untuk membelikan polis asuransi bea siswa bagi anaknya ketika memasuki perguruan tinggi maka hal tersebut tidak ada salahnya. Dengan demikian, keperluan dana untuk pendidikan anak akan terjamin melalui polis asuransi. (Sumber dari asuransijiwaku)
0 Response to "Tips Tepat Membeli Asuransi Jiwa (Life Insurance)"
Post a Comment